Selasa, 18 Januari 2011

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

I.       PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan melalui upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi, perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kewajiban yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, maka pemerintah terus berupaya mewujudkan pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi. Upaya untuk mewujudkan pendidikan yang berhasil adalah dengan melalui pembenahan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, sehingga wajarlah jika timbul berbagai macam gagasan demi perbaikan sistem pendidikan. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional telah melakukan berbagai upaya  termasuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, pembaharuan kurikulum, dan pengadaan sumber-sumber belajar.
Dalam proses belajar mengajar, khususnya mata pelajaran biologi, terdapat berbagai metode yang dapat digunakan oleh guru tergantung kreatifitas guru dalam memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Salah satu metode yang dapat membantu siswa melaksanakan kegiatan belajar dengan baik adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama menyelesaikan suatu masalah. Melalui kerjasama antara siswa akan mempermudah bagi siswa memperoleh pemahaman terhadap suatu konsep sains biologi.
1.2. Permasalahan
Untuk mengarahkan pembahasan makalah ini, maka perlu ada batasan dalam permasalahan. Adapun permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:
1.   Pembelajaran kooperatif dan langkah-langkah pembelajarannya
2.  Pembelajaran kooperatif tipe STAD yang meliputi fase-fase pembelajaran kooperatif, kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD
I.3. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD
1. 4  Manfaat
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD .
II.    PEMBAHASAN
2. 1  Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai "sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas‑tugas terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning Lie (1999) ". Slavin (1995) mengatakan bahwa "cooperative learning didefinisikan sebagai suatu tekhnik pengajaran dimana siswa bekerja dalam suatu kelompok yang heterogen yang anggotanya, antara empat sampai enam orang. Heterogenitas anggota kelompok ditinjau dari jenis kelamin, etnis, prestasi akademik, maupun status sosial.
Dalam belajar kelompok siswa tidak bekerja secara sendiri-sendiri dalam suatu tim, melainkan belajar sebagai suatu tindakan pembelajaran yang memunculkan kerja sama antara siswa dalam semua tingkatan untuk saling bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan. Pembelajaran kooperatif menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai suatu tim dalam menyelesaikan suatu masalah. Kerja kelompok tidak dilakukan setelah seluruh anggota kelompok memahami dengan tuntas materi pelajaran yang akan dipelajari, tetapi jauh sebelum hal tersebut tercapai, guru akan membagi siswa kedalam kelompok kecil berdasarkan pemerataan jenis kelamin dan tingkat kecerdasan peserta didik.
Adapun unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim dkk (2000) adalah sebagai berikut. (1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka "sehidup sepenanggungan bersama". (2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti mereka sendiri. (3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. (4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggungjawab yang sama di antara anggota kelompoknya. (5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. (6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. (7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
2. 1. 1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Adapun Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif meliputi 6 fase yaitu :
1.      Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, tingkah laku yang dilakukan oleh guru adalah menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
2.      Menyajikan informasi, tingkah laku yang dilakukan oleh guru adalah menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
3.       Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, tingkah laku yang dilakukan oleh guru adalah Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompk agar melakukan transisi secara efisien
4.      Membimbing kelompok-kelompok belajar, tingkah laku yang dilakuakn oleh guru adalah membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
5.      Evaluasi, tingkah laku yang dilakukan oleh guru adalah Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasekan hasil kerjanya
6.      Memberikan penghargaan, tingkah laku yang dilakukan oleh guru adalah memberikan penghargaan baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok (Ibrahim M, dkk, 2000).
2. 2  Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin yang merupakan salah satu bagian dari pembelajaran kooperatif yang paling sederhana pelaksanaannya. STAD mengacu pada pembelajaran secara berkelompok dengan jumlah anggota 4 – 5 orang siswa dengan syarat kelompok yang terbentuk haruslah bersifat heterogen artinya: terdiri dari laki-laki dan perempuan, berbagai dari suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, serta harus memperhatikan status sosial ekonomi dari setiap anggota kelompok yang sudah terbentuk. Adanya model pembelajaran ini akan meningkatkan kerjasama diantara anggota kelompok, dan mereka bisa saling berbagi pengetahuan antara siswa yang pintar, sedang, dan kurang.
Model Student Teams Achievement Division (STAD) atau Tim Siswa Kelompok Prestasi yang beranggotakan empat sampai enam orang dan merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja sama di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis mengenai materi tersebut, dan mereka bekerja secara individual.
Menurut Slavin (1995) mengatakan bahwa ”STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana”. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa STAD memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1). Bahan pelajaran disajikan oleh guru dan siswa harus mencurahkan perhatiannya karena hal itu akan mempengaruhi hasil kerja mereka dalam satu tim; (2). Anggota tim terdiri dan empat atau lima orang, mereka heterogen dalam berbagai hal seperti prestasi akademik, jenis kelamin, status sosial, dan etnis; (3). Setelah satu atau dua kali petemuan diadakan tes individual yang harus dikerjakan siswa sendiri-sendiri; (4). Materi pelajaran disiapkan oleh guru dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS); (5). Penempatan siswa, dalam tim lebih baik ditentukan oleb guru daripada mereka memilili sendiri. Oleh karena itu, intisari STAD adalah guru menyampaikan suatu materi kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat sampai enam orang untuk menyelesaikan LKS yang diberikan oleh guru. Setelah selesai mereka menyerahkan pekerjaannya secara individual untuk setiap kelompok kepada guru. Model ini selain unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, model ini sangat berguna untuk membantu siswa, menumbuhkan kemampuan, kerjasama, berpikir kritis, dan kemampuan membantu teman.
2.2.1 Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD
Adapun fase pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel. 1. 1 Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD
Fase
Kegiatan  Guru

Fase 1
Menyapaikan tujuan dan memotivasi siswa
Menyampaikan semua tujaun pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase 2
Menyajikan/menyampaikan informasi
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan
Fase 3
Mengorganisasikan siswa menjadi kelompok-kelompok belajar
Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Fase 5
Evaluasi
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6
Memberikan penghargaan
Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

 Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Menghitung skor individu
Menurut Slavin (dalam Ibrahim, dkk. 200) untuk memberikan skor perkembangan individu dihitung seperti pada tabel 1.2
Tabel 1.2
Perhitungan Skor Perkembangan
Nilai Tes

Skor Perkembangan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal  
0 poin
10 poin dibawah sampai 1 poin di bawah skor awal
10 poin
skor awal sampai 10 poin diatas skor awal
20 poin
Lebih dari 10 poin diatas skor awal
30 poin
Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor awal)
30 poin

b. Menghitung skor kelompok
skor kelopok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata kelompok, sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor kelompok seperti tercantum pada tabel 1.3 di bawah ini
Tabel 1.3
Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-Rata Tim
Predikat
0 ≤ x ≤ 5
-
5 ≤ x ≤ 15
Tim baik
15 ≤ x ≤ 25
Tim hebat
25 ≤ x ≤ 30
Tim super


c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan hadiah penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan predikatnya.

2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD
a.  Kelebihan model pembelajaran Kooperatif STAD
1. Meningkatkan kecakapan individu
2. Meningkatkan kecakapan kelompok
3. Meningkatkan komitmen
4. Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya
5. Tidak bersifat kompetitif
6. Tidak memiliki rasa dendam
b. Kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD
1. Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
2. Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.

I.        PENUTUP
 Pembelajaran kooperatif tipe STAD   memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa  dalam proses belajar sehingga terjalin kerja sama antara siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar. dengan demikian pengetahuan dari siswa yang kurang pintar dapat bertambah melalui informasi yang diperoleh dari siswa yang pintar. Selain itu kesenjangan tentang pengetahuan diantara siswa dapat diminimalkan sehingga tercipta kondisi belajar yang tenang dan optimal. Siswa yang belajar pada kondisi yang optimal akan mempengaruhi peningkatan minat dan motivasi belajarnya, sehingga dengan motivasi yang tinggi diharapkan mampu memberikan peningkatan terhadap hasil belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Lie Anita. 1999. Metode Pembelajaran Gotong Royong. Universitas Kristen Petra Surabaya. Surabaya.
Nur, M. 2000. Strategi-Strategi Belajar. UNESA University Press. Surabaya.
Slavin. 1995. Cooperative Learning Second Edition. Boston. Allin and Bacon.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Ibrahim. M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. UNESA University Press. Surabaya.